Kami ibaratkan Anda mempunyai toko sembako di depan rumah. Toko tersebut umurnya masih tiga bulan dan Anda belum banyak mempunyai pelanggan tetap. Setiap hari toko Anda didatangi sebanyak 50 orang, tetapi ternyata yang membeli hanya 30 orang, sisanya hanya melihat-lihat saja. Total 20 orang ini adalah bounce rate, mereka hanya masuk melihat-lihat kemudian keluar. Padahal seharusya Anda meminimalisir jumlah bounce rate yang masuk ke dalam toko Anda.
Itulah sedikit perumpamaan apa sih yang dimaksud dengan bounce rate ketika Anda mempunyai website. Banyak orang khususnya para pelaku UKM yang baru saja membuat website tidak mengetahui apa yang dimaksud dengan bounce rate. Padahal seharusnya mereka mengetahui jumlah bounce rate setiap bulannya dan meminimalisir jumlah bounce rate untuk meningkatkan jumlah penjualan.
Pada artikel kali ini, kita akan membahas secara detail apa yang dimaksud dengan bounce rate, bagaimana analytic menghitung bounce rate dan tentu bagaimana cara mengatasinya. Walaupun pengunjung website Anda bisa mencapai ratusan ribu setiap bulannya, tetapi jika jumlah bounce rate bisa mencapai angka 50% lebih, berarti bisa dibilang website Anda tersebut tidak sehat.
Apa itu Bounce Rate?
Bounce rate adalah presentasi jumlah pengunjung yang meninggalkan website Anda setelah membuka satu halaman saja. Misalnya pengunjung membuka halaman utama website Anda, kemudian tidak membuka halaman lainnya, itu termasuk bounce rate. Padahal seharusnya pengunjung dapat berselancar ke dalam website Anda, mulai dari meng-klik halaman lain atau sampai membeli barang/jasa Anda.
Ada banyak sekali faktor yang membuat bounce rate Anda membengkak. Mulai dari faktor navigasi website Anda yang tidak bagus, website Anda lemot sampai pengunjung tidak menemukan apa yang dicarinya. Tenang, kita akan membahas satu per satu masalah tersebut. Tetapi sebelum itu, kita akan belajar bagaimana cara menghitung bounce rate dan berapa sih bounce rate yang ideal itu?
Cara Menghitung Bounce Rate
Kami sudah mengasumsikan bahwa di dalam website Anda sudah terpasang Google Analytics. Di dalam navigasi Google Analytics, Anda akan melihat Sessions, Users, Pageviews dan Bounce Rate. Di dalam bounce rate tersebut biasanya Anda akan melihat angka presentase, 40%, 50% atau bahkan 85%. Bagaimana bisa munculnya angka tersebut?
Cara menghitung bounce rate sebenarnya mudah, rumus bounce rate adalah jumlah pengunjung yang hanya mengunjungi satu halaman / jumlah total kunjungan kemudian dikalikan 100%. Misalnya website Anda mempunyai jumlah kunjungan sebanyak 100 ribu setiap bulannya. Sedangkan yang mengunjungi satu halaman saja adalah 50 ribu.
Berarti bounce rate adalah = (50.000/100.000) * 100% = 50%
Berarti dari 100 ribu pengunjung, hampir setengah dari pengunjung blog Anda ini pergi meninggalkan website Anda setelah mengunjungi satu halaman saja. Jadi, apakah jumlah bounce rate bagus atau tidak?
Berapa Seharusnya Bounce Rate yang Baik untuk Sebuah Website?
Jika kalian melihat angka diatas 50%, seharusnya angka bounce rate tersebut terlalu tinggi untuk sebuah website. Lalu apakah angka diatas 50% ini sebuah angka yang buruk? Ini tergantung jenis website Anda. Jika website Anda adalah sebuah e-commerce atau menjual produk, tentu itu adalah angka yang cukup buruk. Tetapi sebaliknya, jika website Anda adalah jasa, bisa ada kemungkinan bahwa jumlah bounce rate tersebut baik, karena Anda hanya mengincar satu halaman saja.
Sebuah website yang baru, tentu tidak bisa langsung mendapatkan angka bounce rate yang bagus, ada beberapa tahapan yang harus Anda lalu. Ketika Anda mendapatkan jumlah bounce rate yang tinggi ketika membuat website baru, itu adalah wajar. Karena Anda masih belum mempunyai konten yang banyak. Idealnya, untuk sebuah website e-commerce atau jual beli, Anda harus mempunyai bounce rate sampai dibawah 40% sampai 30%.
Kenapa Orang Meninggalkan Website Anda?
Lalu kenapa orang meninggalkan website Anda? Seperti yang sudah dijelaskan di awal, ada banyak sekali faktor orang meninggalkan website Anda. Mulai dari navigasi yang buruk sampai pengunjung tersebut tidak bisa mendapatkan apa yang dicari. Tetapi kami bisa membeberkan 3 alasan besar, kenapa pengunjung ini meninggalkan website Anda.
Mereka tidak menyukai isi dari website Anda
Sudah dapat dipastikan, orang yang meninggalkan website Anda ini tidak menyukai isi dari website Anda. Padahal seharusnya pengunjung bisa berselancar sebentar mencari konten yang lain atau pada akhirnya beli. Anda harus merombak kembali struktur konten website Anda.
Mereka menyukai isi website Anda, tetapi tidak mempunyai waktu untuk membaca
Entah karena desain dari website Anda kurang menarik atau hanya judul konten Anda yang menarik. Anda bisa mengubah desain website atau struktur konten Anda dengan menambah gambar atau grafik agar pembaca bisa lebih tertarik.
Mereka mencari sesuatu, tetapi tidak mencari apa yang mereka inginkan
Ini adalah masalah gabungan nomor satu dan nomor dua, jadi Anda bisa merombak total struktur website atau bahkan desain.
Nah, sekarang saatnya untuk membahas bagaimana cara mengurangi bounce rate.
Cara Mengurangi Bounce Rate
- Cari tahu bagaimana analytics menghitung bounce rate
Di Google Analytics sendiri, mereka mempunyai perhitungan sendiri untuk menghitung bounce rate. Jika ada pengunjung yang nggak melakukan apa-apa di dalam website Anda selama 25-30 menit, mereka akan menghitung bounce rate. Tentu itu adalah waktu yang sangat lama untuk seorang pengunjung website Anda.
Anda bisa melihat di Google Analytics di bagian Avg. Session Duration, berapa menit atau bahkan detik pengunjung Anda rata-rata untuk menghabiskan waktu di dalam website Anda. Jika di dalam Avg. Sessions Duration Anda melihat angka 40 detik misalnya, itu berarti rata-rata orang yang meninggalkan website itu dibawah angka 40 detik.
- Coba manfaatkan internal link
Hal mendasar pertama yang bisa Anda lakukan untuk mengurangi bounce rate adalah dengan menggunakan internal link. Misalnya Anda mempunyai konten A, B dan C. Di awal, di tengah-tengah ataupun di akhir setiap konten tersebut Anda bisa menambahi link yang berhubungan. Misalnya di akhir konten A Anda bisa meletakkan konten B/C, begitu juga sebaliknya.
Tidak selalu Anda harus menghubungkan ke dalam artikel=artikel lama Anda, Anda juga bisa menghubungkan dengan artikel luar. Karena semakin banyak sumber atau link yang ada di dalam artikel tersebut, pengunjung akan mempunyai banyak referensi
- Buat konten Anda mudah dibaca
Di dalam Google Analytics bisa terlihat, apakah sebuah konten tersebut banyak dibaca atau tidak. Misalnya perbandingan pembaca konten A dan konten B ini sangat jauh, konten A dibaca 1000 orang setiap bulan dan konten B hanya 100 orang. Itu berarti konten B harus diperbaiki, mulai dari judul, gambar sampai struktur tulisan.
Lalu apakah konten panjang ini lebih berbobot? Tidak selalu. Setiap website mempunyai karakter masing-masing, ada yang konten yang mengharuskan panjang dan ada konten yang pendek (berita). Balik lagi ke Google Analytics, jika Anda melihat banyak orang yang menyukai konten panjang, Anda bisa membuat lebih banyak konten yang panjang. Begitu juga sebaliknya, jika konten panjang Anda kurang diminati Anda bisa membuat konten pendek-pendek.
- Lebih banyak variasi di dalam konten
Tidak banyak orang yang menyukai artikel panjang, jikalau pun ada jumlahnya tidak banyak. Ada beberapa faktor yang membuat orang tertarik dengan artikel panjang, salah satunya adalah hal yang dibahas secara mendetail. Anda bisa membuat artikel panjang ini dengan perbandingan 1:5, jadi setiap 5 artikel yang terbit terdapat 1 artikel panjang.
Nah di setiap konten, Anda harus menyiapkan beberapa gambar atau infografis agar orang yang membacanya tidak bosan. Bahkan kalau bisa Anda bisa membuat satu full konten yang berisi infografis. Tidak hanya infografis, Anda bisa meletakkan video juga di sana. Tidak semua hal yang kami sarankan ini baik untuk website Anda, terkadang Anda sendiri yang menemukan formula mana yang cocok untuk konten Anda.
- Meta title dan meta description
Apa itu meta title dan meta description? Meta title adalah judul website/blog Anda secara lengkap. Misalnya website Anda adalah “Sepatu Basket Joglo”, Anda bisa mengubah meta title dengan “Sepatu Basket Joglo – Jual Sepatu Basket Murah dan Terbaru”. Anda bisa menemukan keyword-keyword yang pas di dalam Google Analytics untuk mendapatkan meta title yang pas.
Lalu Anda juga bisa mengedit meta description di setiap artikel. Meta desc ini akan muncul di dalam mesin pencari untuk mempermudah pengunjung mencari konten yang dia inginkan. Coba buat meta desc yang baik dan memang related dengan isi konten Anda. Karena jika ada pengunjung yang masuk ke dalam konten Anda dan kemudian tidak dapat menemukan apa yang ada di dalam konten Anda, tentu pengunjung Anda akan dengan cepat meninggalkan website Anda, bounce.
- Pastikan konten Anda dishare
Ada cara lain melihat untuk melihat apakah konten Anda ini bagus atau tidak. Yaitu dengan cara berapa banyak konten tersebut dishare. Ketika seseorang sudah membagikan konten Anda, tentu konten Anda dirasa sangat bagus. Ada beberapa tracker yang bisa Anda pasang di dalam website Anda untuk melihat berapa banyak jumlah share di setiap konten.
Jika memang Anda masih struggling untuk mendapatkan konten yang shareable, Anda bisa memulai dengan membagikan sendiri konten Anda. Jangan Anda sendiri yang membagikan, Anda bisa menyuruh seluruh karyawan Anda untuk membagikan konten di media sosial masing-masing.
Cara selanjutnya untuk memperkecil bounce rate adalah mengetahui apa saja kebiasaan pengunjung Anda. Ketika website Anda sudah berjalan kurang lebih 5-6 bulan, Anda bisa melakukan survei secara online kepada setiap pengunjung website. Dari situ Anda bisa mengetahui apa sebenarnya yang diinginkan oleh pengunjung Anda dan apa yang kurang dari website Anda.
Ada banyak sekali website online yang menawarkan jasa survey online, seperti Google Form, Survey Monkey, Panel Place dan lain-lain. Dan semuanya bisa Anda coba secara gratis.
- Gunakan related post plugin
Pengunjung sangat menyukai adanya konten yang terkait. Usahakan setiap membuat konten, Anda bisa menghubungkan konten tersebut dengan konten yang lain. Selain internal link, Anda bisa menggunakan related post plugin. Jadi di setiap akhir konten, Anda bisa menyisipkan konten yang terkait. Tidak hanya di akhir konten, tetapi bisa juga di tengah-tengah. Bisa dalam bentuk link ataupun bentuk gambar agar para pengunjung tertarik.
Di dalam setiap website, Anda pasti mempunyai keyword-keyword yang dituju. Misalnya website Anda adalah “Sepatu Basket Joglo”, jadi Anda bisa menarget beberapa keyword misalnya “Sepatu Bakset”, “Sepatu Basket murah”, “Jual sepatu basket” atau apapun. Anda bisa melihat apakah keyword tersebut ini cocok untuk website Anda atau tidak.
Tidak semua keyword Anda sasar, apalagi Anda adalah pemain baru. Tentu Anda akan kalah bersaing dengan pemain lama. Tetapi ada beberapa cara agar Anda mendapatkan keyword yang tetap. Tips pertama adalah coba gunakan keyword long tail atau keyword yang panjang. Misalnya Anda jangan menyasar “Sepatu basket murah” tetapi Anda bisa menyasar “sepatu basket murah Surabaya” atau “sepatu basket murah nike”. Dengan begitu Anda bisa menyasar beberapa pengunjung dengan target keyword yang pas.
- Buat website Anda lebih cepat
Cara berikut adalah Anda bisa membuat website Anda lebih cepat. Dengan kecepatan internet sekarang yang sangat membabi buta, jika website Anda lemot tentu itu akan menjadi suatu kelemahan. Tidak jarang pengunjung akan malas dengan website Anda yang lemot. Ketika sudah dicap lemot, pengunjung tersebut biasanya tidak akan kembali lagi.
Ada beberapa cara untuk mempercepat website Anda, mulai dari menggunakan theme website yang bagus, menggunggah gambar yang tidak terlalu besar dan mengubah struktur website. Tetapi jangan sampai struktur gambar yang akan ditampilkan ke dalam website terlalu jelek, karena gambar ini biasanya sangat menentukan ketertarikan seorang pengunjung.
Jika Anda melihat di Google Analytics, Anda akan melihat berapa jumlah yang pasti dari pengunjung website desktop dan pengunjung mobile. Jika Anda melihat lebih banyak pengunjung mobile, berarti Anda harus mempunyai tampilan mobile friendly yang bagus. Tetapi sebaliknya, jika Anda tidak mempunyai pengunjung mobile yang cukup banyak, Anda berarti harus membenahi tampilan desktop Anda.
Sekarang Anda telah mengetahui apa sebenarnya itu bounce rate, cara menghitung bounce rate dan bagaimana cara mengurangi bounce rate. Cara-cara tersebut memang bisa langsung Anda aplikasikan tetapi mungkin Anda akan menikmati hasilnya selama 2-3 bulan berikutnya. Jika Anda rajin dan konsisten dalam memberikan konten yang sesuai dengan karakter pembaca Anda, akan akan dengan mudah mengurangi jumlah bounce rate.
Bounce rate dapat diantisipasi dengan kualitas website yang baik dan lancar. StoreMantap siap membantu Anda untuk mewujudkan hal tersebut. Datangi booth nomor 159 kami di acara Jatim Fair yang diadakan pada tanggal 6-16 Oktober 2016 di Grand City Surabaya. Selain layanan pembuatan website untuk toko online, StoreMantap juga akan merilis produk baru, yakni POS by StoreMantap dan SM Keyboard. Kami tunggu kehadiran Anda!